Arsip
Kamis, 13 Desember 2007 pukul 21.00 Wib rapat FMPN CKL di gelar di ruangan SD Pakan Akad Gantiang Koto Tuo. Sedianya dimulai pukul 20.00 Wib tetapi diundur sampai listrik hidup kembali setelah 2 jam mati. Rapat Evaluasi yang hanya dihadiri oleh 15 orang ini berjalan alot, dan susah di hentikan karena makin lama pembicaraan semakin asik dan diskusi semakin panas. akhirnya pukul 00.30 Wib Rapat ditup tutup oleh ketua Forum E. Katumanggungan nan Sabatang karena sudah larut malam. Padahal bahan
Masing-masing komisi dimintai laporannya mengenai program kerja yang sudah maupun yang belum dilaksanakan.Komisi Pendidikan mendapat perhatian khusus dari anggota forum. Karena mereka akan mengelar seminar sehari tentang "Peranan Niniak-mamak dan Pangulu dalam dalam nagari dalam membina anak kemenakan". yang akan digelar pada minggu pertama bulan Februari 2008 ini. Rencana perserta seminar adalah 50 orang dari berbagai status sosial, se
perti Tuangku buek parbuatan, Tuangku Sidang, Niniak-mamak, Pemerintahan nagari dan jorong, organisasi perempuan, petani, pemuda dan lain-lain sebagainya.
Selesai seminar diharapkan lahirnya pemahaman baru tentang tugas dan wewenang niniak mamak serta Pangulu dalam nagari terhadap pembinaan anak-kemenakan kedepan.
Sesuai dengan moto FMPN CKL " Mancari jajak nan hilang manuju mahligai" sekarang usaha yang harus segera kita lakukan adalah menelusuri kembali adat yang sudah mulah kabur ini kepada niniak mamak yang masih hidup. DI jalang guru, di cari kitab. Karano Rimbo indak kakurangan kayu, lawik indak kakurangan ikan. Kito fungsikan niniak-mamak kito yang masih hidup itu baliak, demikian ungkap mak Lano mempresentasikan di tengah forum.
Sehubungan dengan Nagari Canduang Koto Laweh adalah wilayah fokus dampingan Sekretariat Bina Desa melalui Nining Erlina Fitri. Kabarnya pihak Sekretariat akan membantu dalam pendanaan acara seminar yang akan digelar tersebut. Karena ini juga termasuk
salah satu bentuk pendidikan kritis masyarakat.
Sebenarnya, tidak pakai biayapun seminar ini tetap juga bisa digelar oleh FMPN CKL, tetapi berhubung dengan salah seorang pematerinya di datangkan dari Unand Padang dan acara diadakan di aula Balai Sati bukan dirumah, maka otomatis harus disediakan makan dan minum dan transpor beberapa orang niniak-mamak lainnya yang sengaja dihadirkan sebagai nara sumber yang mengerti dengan seluk beluk Canduang Koto Laweh.
Sampai sekarang image sebagian masyarakat masih memandang negatif kegiatan FMPN CKL ini. FMPN CKL hanya dipandang sebagai tukang kritik, tidak memberikan solusi. Hal ini memang benar karena kebanyakan masyarakat belum begitu paham dan kenal dengan FMPN
CKL. Itu adalah tugas seluruh anggota untuk mensosialisasikan ke masyarakat pinta ketua Forum.
Pasca gagalnya proyek air minum PAM di Batu sampik, sebagian masyarakat memandang sinis anggota Forum terlebih lagi perangkat pemerintahan nagari. Bahkan keluar dari mulut mereka perkataan " orang Forum ini bodoh-bodoh semua, masa' uang 2 Milyard ditolak apa mereka tidak mikir?" ungkap mereka. Ini adalah bukti bahwa masyarakat tidak memahami alasan penolakan tersebut, karena kurangnya sosialisasi kemasyarakat, karena sosialisasi lisan saja
tidak dirasa cukup, sosialisai tulisan sangat dibutuhkan sebagai rujukan, baik berupa artikel, buletin ataupun selebaran. Oleh sebab itulah tahun baru mendatag kita berencana akan menerbitkan Buletikan. Demikian ungkap Adri Basa Marajo. (Fitrayadi).
rapat FMPN CKL di gelar di ruangan SD Pakan Akad Gantiang Koto Tuo.
Kamis, 13 Desember 2007 pukul 21.00 Wib rapat FMPN CKL di gelar di ruangan SD Pakan Akad Gantiang Koto Tuo. Sedianya dimulai pukul 20.00 Wib tetapi diundur sampai listrik hidup kembali setelah 2 jam mati. Rapat Evaluasi yang hanya dihadiri oleh 15 orang ini berjalan alot, dan susah di hentikan karena makin lama pembicaraan semakin asik dan diskusi semakin panas. akhirnya pukul 00.30 Wib Rapat ditup tutup oleh ketua Forum E. Katumanggungan nan Sabatang karena sudah larut malam. Padahal bahan
Masing-masing komisi dimintai laporannya mengenai program kerja yang sudah maupun yang belum dilaksanakan.Komisi Pendidikan mendapat perhatian khusus dari anggota forum. Karena mereka akan mengelar seminar sehari tentang "Peranan Niniak-mamak dan Pangulu dalam dalam nagari dalam membina anak kemenakan". yang akan digelar pada minggu pertama bulan Februari 2008 ini. Rencana perserta seminar adalah 50 orang dari berbagai status sosial, se
perti Tuangku buek parbuatan, Tuangku Sidang, Niniak-mamak, Pemerintahan nagari dan jorong, organisasi perempuan, petani, pemuda dan lain-lain sebagainya.
Selesai seminar diharapkan lahirnya pemahaman baru tentang tugas dan wewenang niniak mamak serta Pangulu dalam nagari terhadap pembinaan anak-kemenakan kedepan.
Sesuai dengan moto FMPN CKL " Mancari jajak nan hilang manuju mahligai" sekarang usaha yang harus segera kita lakukan adalah menelusuri kembali adat yang sudah mulah kabur ini kepada niniak mamak yang masih hidup. DI jalang guru, di cari kitab. Karano Rimbo indak kakurangan kayu, lawik indak kakurangan ikan. Kito fungsikan niniak-mamak kito yang masih hidup itu baliak, demikian ungkap mak Lano mempresentasikan di tengah forum.
Sehubungan dengan Nagari Canduang Koto Laweh adalah wilayah fokus dampingan Sekretariat Bina Desa melalui Nining Erlina Fitri. Kabarnya pihak Sekretariat akan membantu dalam pendanaan acara seminar yang akan digelar tersebut. Karena ini juga termasuk
salah satu bentuk pendidikan kritis masyarakat.
Sebenarnya, tidak pakai biayapun seminar ini tetap juga bisa digelar oleh FMPN CKL, tetapi berhubung dengan salah seorang pematerinya di datangkan dari Unand Padang dan acara diadakan di aula Balai Sati bukan dirumah, maka otomatis harus disediakan makan dan minum dan transpor beberapa orang niniak-mamak lainnya yang sengaja dihadirkan sebagai nara sumber yang mengerti dengan seluk beluk Canduang Koto Laweh.
Sampai sekarang image sebagian masyarakat masih memandang negatif kegiatan FMPN CKL ini. FMPN CKL hanya dipandang sebagai tukang kritik, tidak memberikan solusi. Hal ini memang benar karena kebanyakan masyarakat belum begitu paham dan kenal dengan FMPN
CKL. Itu adalah tugas seluruh anggota untuk mensosialisasikan ke masyarakat pinta ketua Forum.
Pasca gagalnya proyek air minum PAM di Batu sampik, sebagian masyarakat memandang sinis anggota Forum terlebih lagi perangkat pemerintahan nagari. Bahkan keluar dari mulut mereka perkataan " orang Forum ini bodoh-bodoh semua, masa' uang 2 Milyard ditolak apa mereka tidak mikir?" ungkap mereka. Ini adalah bukti bahwa masyarakat tidak memahami alasan penolakan tersebut, karena kurangnya sosialisasi kemasyarakat, karena sosialisasi lisan saja
tidak dirasa cukup, sosialisai tulisan sangat dibutuhkan sebagai rujukan, baik berupa artikel, buletin ataupun selebaran. Oleh sebab itulah tahun baru mendatag kita berencana akan menerbitkan Buletikan. Demikian ungkap Adri Basa Marajo. (Fitrayadi).
Via
Arsip
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.