Arsip
SAFARI RAMADHAN FMPN CKL DI PANJI
Sabtu, 22 Septeber 2007 pukul 07.40 rombongan tim safari ramdhan Forum Masyarakat Peduli Nagari Canduang Koto Laweh (FMPN CKL) dengan mobil Carry sampai di Mesjid Sidang Panji, Umpuak VI Suku, Jorong III Suku, Nagari Canduang Koto Laweh, kecamatan Canduang Kabupaten Agam, rombongan yang dipimpin Efrizen, M.Pd, Katumangguangan nan sabatang (Mangguang) ini berjumlah13 orang + 2 orang anggota setempat yang berjumlah 15 orang, agak ramai dari mesjid Jami’ Kapalo Baringan Kemaren.
Setelah shalat tarawih, Mangguang dipersilahkan oleh protokol menaiki mimbar. Dalam pidatonya Mangguang menyampaikan:
Kami bukanlah tamu disini, tetapi kami adalah anak kamanakan mamak juo. Karena melihat situasi yang ada, maka dibentuklah forum ini yang diresmikian oleh wali nagari Canduang Koto Laweh pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2007 di SD Pakan Akad.
Bertolak dari keinginan yang mendalam dari kami yang muda-muda untuk mengetahui seluk-beluk nagari, adat-istiadat, suku, aturan-aturan buek, serta karena banyaknya persoalan nagari yang tidak terselesaikan dan banyak masyarakat yang tidak punya tempat untuk menyampaikan aspirasinya, maka dibentuklah forum ini. Forum ini adalah salah satu wadah bagi kita untuk memyampaikan aspirasi tersebut.
Moto Kami adalah: “Mancari Jajak Nan Hilang Manuju Mahligai”. Karena dulunya Canduang koto laweh ini adalah nagari mahligai di Minangkabau.
Kami mohon bimbingan, petunjuk dan dukungan, supa kami bisa menjadi kontrol sosial bagi masyarakat dan pemerintahan nagari.
Karano bajalan babuah batih, malenggang babuah tangan, sekarang kami tinggalkan di sini ADRAT organisasi serta data-data niniak-mamak, suku-suku Canduang Kotolaweh, jikok kurang tolong ditukuak, jikok cumpiang tolong dibilai.
Apa yang ka kami sampaikan ini mudah-mudahan mengetuk hati kita semua, mudah-mudahan bertambah maju juga nagari kita ini.
Setelah itu protocol mempersilahkan Fitrayadi untuk mengisi ceramah agama. Dalam ceramahnya Fitrayadi menyampaikan tentang hasil ibadah puasa yang sudah kita lakukan, hasil yang paling tinggi adalah kepekaan sosial kita terhadap orang-orang disekitar kita. Apakah hal itu sudah kita dapatkan? Kalau belum beberarti puasa kita belum berhasil guna bagi pelakunya. Tingkatkan lagi pemahaman dan keimanan supaya kita semua mendapat derajat taqwa tutur beliau.
Setelah acara jamaah beserta tim safari duduk-duduk berkongko berdisikusi berbagai hal tetapi topic yang paling menarik adalah tentang hiduap ber korong kampung, bersuku, bernagari, aturan-aturan suku, kampuang, dan buek-parbuatan. Bapak Masrizal (Inyiak Salo) sebagai tuangku sidang sangat antusias dengan hal ini dan berencana akan mensosialisasikan sesudah shalat jumát dan memusyawarahkannya dengan niniak-mamak guna mencari tukuak tambah dari data-data yang sudah ada itu. (Fitrayadi)
Setelah shalat tarawih, Mangguang dipersilahkan oleh protokol menaiki mimbar. Dalam pidatonya Mangguang menyampaikan:
Kami bukanlah tamu disini, tetapi kami adalah anak kamanakan mamak juo. Karena melihat situasi yang ada, maka dibentuklah forum ini yang diresmikian oleh wali nagari Canduang Koto Laweh pada hari Rabu tanggal 8 Agustus 2007 di SD Pakan Akad.
Bertolak dari keinginan yang mendalam dari kami yang muda-muda untuk mengetahui seluk-beluk nagari, adat-istiadat, suku, aturan-aturan buek, serta karena banyaknya persoalan nagari yang tidak terselesaikan dan banyak masyarakat yang tidak punya tempat untuk menyampaikan aspirasinya, maka dibentuklah forum ini. Forum ini adalah salah satu wadah bagi kita untuk memyampaikan aspirasi tersebut.
Moto Kami adalah: “Mancari Jajak Nan Hilang Manuju Mahligai”. Karena dulunya Canduang koto laweh ini adalah nagari mahligai di Minangkabau.
Kami mohon bimbingan, petunjuk dan dukungan, supa kami bisa menjadi kontrol sosial bagi masyarakat dan pemerintahan nagari.
Karano bajalan babuah batih, malenggang babuah tangan, sekarang kami tinggalkan di sini ADRAT organisasi serta data-data niniak-mamak, suku-suku Canduang Kotolaweh, jikok kurang tolong ditukuak, jikok cumpiang tolong dibilai.
Apa yang ka kami sampaikan ini mudah-mudahan mengetuk hati kita semua, mudah-mudahan bertambah maju juga nagari kita ini.
Setelah itu protocol mempersilahkan Fitrayadi untuk mengisi ceramah agama. Dalam ceramahnya Fitrayadi menyampaikan tentang hasil ibadah puasa yang sudah kita lakukan, hasil yang paling tinggi adalah kepekaan sosial kita terhadap orang-orang disekitar kita. Apakah hal itu sudah kita dapatkan? Kalau belum beberarti puasa kita belum berhasil guna bagi pelakunya. Tingkatkan lagi pemahaman dan keimanan supaya kita semua mendapat derajat taqwa tutur beliau.
Setelah acara jamaah beserta tim safari duduk-duduk berkongko berdisikusi berbagai hal tetapi topic yang paling menarik adalah tentang hiduap ber korong kampung, bersuku, bernagari, aturan-aturan suku, kampuang, dan buek-parbuatan. Bapak Masrizal (Inyiak Salo) sebagai tuangku sidang sangat antusias dengan hal ini dan berencana akan mensosialisasikan sesudah shalat jumát dan memusyawarahkannya dengan niniak-mamak guna mencari tukuak tambah dari data-data yang sudah ada itu. (Fitrayadi)
Via
Arsip
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.