-->
  • Homepage
  • Tentang Saya
  • Kontak
Telusuri
21.29 C
Payakumbuh
  • Homepage
  • Tentang Saya
  • Kontak
Malin Parmato
  • Beranda
  • Kategori Postingan
    • Artikel
    • Khazanah Islam
    • Kisah-Kisah
    • Video
    • Photo
    • Photo
      • Video
      • Arsip Lama
      • Video
      • Featured
        • Koleksi Situs Berita
        • Home - Akad Nikah Nursakdiyah
        • Video Graphy
        • Home - Post Search
        • Home - Post Archive
        • Home - Eror 404
        • RTL LanguageNew
        • Tutorial PemogramanNew
        Telusuri
        Beranda Gurusiana Kisah DULU DI TSANAWIYAH IA MERENDAHKANKU, KETIKA TAHU AKU DI TARBIYAH IA JADI MALU
        Gurusiana Kisah

        DULU DI TSANAWIYAH IA MERENDAHKANKU, KETIKA TAHU AKU DI TARBIYAH IA JADI MALU

        Fitra Yadi
        Fitra Yadi
        15 Feb, 2020 0 6
        Facebook
        Twitter
        Telegram
        WhatsApp
        - Advertisment -
        Responsive Advertisement
        Sabtu, 15 Februari 2020 M - 11 Jumadil Akhir 1441 H
        Penulis: Fitra Yadi

        Beruk Pemetik Kelapa
        Beruk sedang memilin tampuk, kemudian diputarnya beberapa kali sampai akhirnya kelapa itu jatuh satu persatu dari tandannya. Beruk tahu membedakan mana kelapa yang tua dan mana yang muda. Selama dua tahun di tanganku, tidak pernah beruk itu salah dalam memetik kelapa. Aku menengadah memperhatikannya, berkedik sebelah pinggang di tepi Banda sesekali mengontrolnya dengan menegangkan tali ikatan di lehernya.

        Dua orang gadis sebaya sedang bercengkrama mencuci piring di tepi kolam laman surau, mereka adalah cucu nenek Rohoma yang punya kelapa ini. Sesekali aku memperhatikan mereka, kadang mereka juga memandang ke arahku seakan mencemooh saja. Menurutku ya wajar saja, tidak ada di kampungku remaja seumuranku bekerja sebagai tukang ambil kelapa, itu kan pekerjaan orang dewasa. Dan penampilankupun juga seperti orang yang sudah tua, pakai topi lokan, baju kemeja jelek, celana robek, pakai sepatu boot dan parang terikat pula di pinggang.

        Sejak awal aku tiba di Surau itu, mereka sudah ada juga disitu membantu nenek menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Aku belum bertegur sapa dengan teman-teman itu, aku malu dan mereka sepertinya tidak penting pula berkomunikasi denganku.

        Tadi nenek menyambutku, beliau menunjukkan beberapa batang pohon kelapa yang sedang berbuah masak, lalu meninggalkanku, beliau kembali ke dapur melanjutkan memasak gulai Cubadak.

        Sebatang, dua batang sampai tiga batang pohon kelapa habis sudah. Beruk aku tambangkan dekat Banda membiarkannya beristirahat memakan ulat dan daun-daun muda.

        Aku kumpulkan satu persatu buah kelapa itu di laman Surau kemudian menancapkan Sulo siap-siap mengupas kulitnya. Aku lihat gadis-gadis itu sedang memperhatikanku pengen tahu seberapa mahirnya aku memainkan Sulo.

        Aku mulai menusukkan Sulo ke salah satu buah kelapa, tidak di hentakkan, cukup ditekan saja agak diujung dekat tampuknya. Kemudian dicabut, ditekan lagi di sebelahnya, lalu terkelupaslah sabutnya. Satu, dua, tinga, sampai empat puluh tiga selesai sudah.

        Sambil mengikat menjalin tali kelapa, aku dengar pembicaraan mereka, mereka menanyakan siapa aku ke nenek Rohoma. "Ooo baru tamat Tsanawiyah" komentarnya agak merendahkan. Lalu mereka bercerita-tentang sekolahnya masing-masing. Si Reni baru tamat SMP di kota Batusangkar, sedangkan Tanti mondok di Bukittinggi entah di pondok mana. Mereka sekarang sedang vakansi menjalani libur di Surau neneknya di Sumanik kecamatan Salimpaung kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.

        Dengan pongahnya si Tanti bercerita tentang kemegahan Pondoknya kepada Reni, "ooo alun manga-manga sekolah Reni lai do, sekolah kami muridnyo dari jauh-jauh" katanya. Pokoknya setiap ungkapannya menceritakan bahwa dialah yang paling bagus, paling wah. Aku minder, nunduk-nunduk aja jalan di depan mereka, kemudian pulang membawa beberapa butir kelapa sebagai upah.

        Setamat pendidikan di kelas tiga MTsN Sumanik, kecamatan Salimpaung kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat pada tahun 1996, aku menyambung pelajaran ke Pondok Pesantren MTI Canduang atau yang lebih dikenal dengan Tarbiyah Canduang kabupaten Agam. Di sini aku diterima di kelas dua, setingkat kelas satu Tsanawiyah. Tingkat satu MTI Canduang adalah kelas I'dad (kelas persiapan) untuk belajar kitab kuning berbahasa Arab, kemudian di tingkat duanya barulah diikutsertakan program Madrasah Tsanawiyah sampai kelas Empat, di kelas Lima disambung lagi program pendidikan Madrasah Aliyah sampai kelas tujuh. Bila ada santri pindahan yang ingin menyambung di tingkat Aliyah, maka harus masuk dulu di kelas I'dad yang disebut "kelas Empat Khusus". Satu tahun kemudian barulah ia diperbolehkan masuk di kelas lima setara dengan tinggkat satu program Aliyah.

        Bersama kawan-kawan aku tinggal dan menyewa rumah, indekos di Kubu Sudut dekat perbatasan Canduang dan Baso, lebih kurang 14 rumah penduduk di sekitar situ dihuni anak siak (murid Tarbiyah).

        Setelah shalat Zuhur kami bertimbang tando dengan santri Aliyah, mereka sampai di rumah sedangkan kami baru mau berangkat ke Tarbiyah. Kami berjalan berkelompok, beriringan berjalan, kadang bertemu dengan rombongan Desi Florita yang sekarang berubah nama menjadi Kia Florita, ia tinggal di Baso, setiap mau berangkat ke Tarbiyah ia selalu melewati kosan kami di Kubu Suduk.

        Dikutip dari Wikipedia Desi Florita (lahir di Padang, 3 Juni 1982; umur 37 tahun) merupakan seorang aktris berkebangsaan Indonesia. Setelah menikah dengan Bobby Maulana, mulai mengenakan hijab dan berganti nama menjadi Kia Florita. Nama Desi melejit memerankan Rosmina di film 9 Naga garapan Rudi Soedjarwo. Sebelum bermain layar lebar, bungsu dari sembilan bersaudara ini memulai karier di dunia hiburan Indonesia sebagai model kemudian merambah ke layar kaca. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya antara lain, Celana Bulu Jin dan Mukjizat Allah. Sedangkan keterlibatan Desi di film adalah saat dia mengikuti casting pada tahun 2005 dan langsung diterima untuk bermain sebagai Rosmina.

        Sampai di kosan putri belakang Tarbiyah aku bertanya kepada Ismi Rafki "Is.. yang itu siapa Is...". "Oh, itu anak kelas awak mah, Tanti namanya". "Ops.. urang Sangka?". "iya". "Oh disini rupanya dia bersekolah, rasanya aku pernah bertemu dia" jelasku ke kawan-kawan. Pantas setiap kali berselisih jalan ia menundukkan muka, malu kali ya aku satu Pondok dengan dia. Dulu ketika baru tamat tsanawiyah ia begitu pongah membanggakan sekolahnya, sekarang kita sama, di sini rupanya ya.. di Tarbiyah" ciletukku membatin.

        Ketika itu Tanti duduk di kelas tiga, sedangkan aku diterima di kelas dua. Kata Ustazd Anwar Jalani "sebaiknya kamu duduk di kelas dua saja, karena kamu sudah tamat Tsanawiyah, insyaallah kamu akan bisa mengulang sendiri pelajaran kelas satu di rumah, cari saja guru tuo ya" pesannya.

        Hanya beberapa tahun saja aku melihat Tanti bersekolah di Tarbiyah, mungkin setelah tamat di kelas empat ia pindah, tapi entahlah.

        #13
        Ditulis oleh: Fitra Yadi, S.PdI
        di Sarilamak
        Sabtu, 15 Februari 2020 H - 21 Jumadil Akhir 1441 H
        Sumber: https://fitrayadi.gurusiana.id/article/2020/2/dia-malu-begitu-tahu-aku-satu-sekolah-dengannya-dulu-ia-merendahkanku-sekolah-di-kampung-2333235
        - Advertisment -
        Responsive Advertisement
        Via Gurusiana
        Facebook
        Twitter
        Telegram
        WhatsApp
        Postingan Lama SECERCAH EMBUN DI PADANG SAHARA, KISAH BAINTAIAN SEMASA SEKOLAH
        Postingan Lebih Baru
        Fitra Yadi
        Fitra Yadi Guru, jurnalis, aktifis

        Anda mungkin menyukai postingan ini

        Khutbah Jum'at - Pemimpin Idaman

        Teknik Reportase

        Video - Masak Nasi Goreng

        Posting Komentar

        Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.

        Fitra Yadi Malin Parmato
        Lihat Profil Lengkap saya
         

        Tutorial Edit Video

        Kdenlive - Freedom Video Editing


        Stay Conneted

        twitter Follow
        instagram Follow
        pinterest Follow

        Featured Post

        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial

        Fitra Yadi- 17.39 0
        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial
        Masjid Nurul Hidayah Naskah Khutbah Idul Adha Hari / Tanggal Pelaksanaan 10 Dzulhijjah 1446 H - Jum'at, 6…

        Most Popular

        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial

        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial

        17.39
        Khutbah Jum'at - Pemimpin Idaman

        Khutbah Jum'at - Pemimpin Idaman

        09.59
        Teknik Reportase

        Teknik Reportase

        08.32
        Sebelum Kecelakaan di Jalan Pintu Angin Saya Melakukan ini

        Sebelum Kecelakaan di Jalan Pintu Angin Saya Melakukan ini

        12.42
        Video - Masak Nasi Goreng

        Video - Masak Nasi Goreng

        08.24
        Video - Pantas Kelelahan, Jangan Borong Semua Pekerjaan

        Video - Pantas Kelelahan, Jangan Borong Semua Pekerjaan

        08.22
        Ada Kerusakan di Batang Kemudi, Saya Tersungkur dari Sepeda Motor Dua Kali di Titik yang Berbeda di Ruas Jalan Pintu Angin Situmbuk

        Ada Kerusakan di Batang Kemudi, Saya Tersungkur dari Sepeda Motor Dua Kali di Titik yang Berbeda di Ruas Jalan Pintu Angin Situmbuk

        11.07

        Recent Comments

        Oleh Anonymous MasyaAllahDi sela-sela mancaritoan kronologi jatue...
        Oleh Anonymous Luar biasa ...Allah SWT bersama orang yang sabar t...
        Oleh TagarSiana Aku juga pernah jatuh cinta dengan seorang wanita ...
        Oleh TagarSiana Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
        Oleh fasee I recently had the good fortune of reading your Po...

        Follow Us On Instagram @fitrayadi1980

        Malin Parmato

        About Us

        Guru Ngaji, Guru Pesantren, Jurnalis, Praktisi IT, Relawan Kemanusiaan.

        Selengkapnya: Tentang Saya

        Follow Us

        © Layout by Fitra Yadi Malin Parmato
        • Beranda
        • Tentang Saya
        • Kontak