-->
  • Homepage
  • Tentang Saya
  • Kontak
Telusuri
20.69 C
Payakumbuh
  • Homepage
  • Tentang Saya
  • Kontak
Malin Parmato
  • Beranda
  • Kategori Postingan
    • Artikel
    • Khazanah Islam
    • Kisah-Kisah
    • Video
    • Photo
    • Photo
      • Video
      • Arsip Lama
      • Video
      • Featured
        • Koleksi Situs Berita
        • Home - Akad Nikah Nursakdiyah
        • Video Graphy
        • Home - Post Search
        • Home - Post Archive
        • Home - Eror 404
        • RTL LanguageNew
        • Tutorial PemogramanNew
        Telusuri
        Beranda Arsip Orang Kampung
        Arsip

        Orang Kampung

        Fitra Yadi
        Fitra Yadi
        19 Sep, 2009 0 0
        Facebook
        Twitter
        Telegram
        WhatsApp
        - Advertisment -
        Responsive Advertisement
        Dari milist: warta_nagari_sumanik@yahoogroups.com

        Orang Kampung itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik,
        shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan
        sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat
        senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu
        yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya
        segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai
        atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan
        dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum
        sama seperti dia.

        Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap
        langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti
        saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk
        terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana
        caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

        Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan
        Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik
        perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa
        pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah
        Indonesia mereka
        menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum,
        sementara yang akan dijemput, pejabat
        Indonesia naik mobil dinas Kedutaan
        yaitu mercy.

        Ket ika saya di
        Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari
        jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya
        tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling
        murah untuk ukuran
        Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat
        karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli
        mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

        Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran
        Thailand. Dia
        seorang warga Negara
        Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang
        lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya.
        Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga
        sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.

        Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin
        kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen
        terbesar hp communicator adalah
        Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan
        seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang
        pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga
        jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata
        tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa?

        Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di
        Australia,
        baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru
        bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di
        perusahaan. Jangan-jangan kalau orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa
        Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana
        memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan
        melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

        Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng
        Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja),
        padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara
        sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau
        tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu
        dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala
        Negara. Jawabannya ya di masjid.

        Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di Mekkah
        nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak
        prerogative dalam mengatur harta rampasan perang dan ada jatah dari Allah
        untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi
        mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah
        niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.

        Ketika
        Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang
        mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah,
        minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali
        emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang
        gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll,
        dsb, dst

        Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak
        ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (Wanita Tidak
        Sholat, di
        Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi
        berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso
        (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan
        krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang
        menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah
        Negara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang
        menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta,
        wiiieh!

        Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas
        sampai bawah :
        - Orang bisa antri Raskin sambil pegang hp
        - Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
        - Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas

        - Orang bule mabuk krn kelebihan uang, Orang kampung mabuk beli minuman
        patungan
        - Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
        - Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
        - Orang beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
        - Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di
        cibubur
        - Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk Mc Donald
        - Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia
        persepakbolaan.
        - Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp
        - 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
        - Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara
        tembang kenangan.
        - Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
        - Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
        - Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
        - Agar kelihatan inklusif mk hrs bisa menggandeng siapa saja, kl perlu jin
        tomang jg digandeng

        Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka
        harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya
        kere.

        *) Penulis adalah Putra Indonesia Asli, kini bertempat tinggal di Paris,
        Perancis dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu stasiun di Perancis
        - Advertisment -
        Responsive Advertisement
        Via Arsip
        Facebook
        Twitter
        Telegram
        WhatsApp
        Postingan Lama
        Postingan Lebih Baru
        Fitra Yadi
        Fitra Yadi Guru, jurnalis, aktifis

        Anda mungkin menyukai postingan ini

        Posting Komentar

        Silahkan tinggalkan komentar anda setelah membaca blog ini dengan bahasa yang sopan dan lugas.

        Fitra Yadi Malin Parmato
        Lihat Profil Lengkap saya
         

        Tutorial Edit Video

        Kdenlive - Freedom Video Editing


        Stay Conneted

        twitter Follow
        instagram Follow
        pinterest Follow

        Featured Post

        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial

        Fitra Yadi- 17.39 0
        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial
        Masjid Nurul Hidayah Naskah Khutbah Idul Adha Hari / Tanggal Pelaksanaan 10 Dzulhijjah 1446 H - Jum'at, 6…

        Most Popular

        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial

        Khutbah Idul Adha 2025: Spirit Kurban Jadikan Sebagai Wujud Kepedulian Sosial

        17.39
        Khutbah Jum'at - Pemimpin Idaman

        Khutbah Jum'at - Pemimpin Idaman

        09.59
        Daftar Jam Mengajar di Ponpes MTI Canduang TP 2024 - 2025

        Daftar Jam Mengajar di Ponpes MTI Canduang TP 2024 - 2025

        08.02
        Teknik Reportase

        Teknik Reportase

        08.32
        Sebelum Kecelakaan di Jalan Pintu Angin Saya Melakukan ini

        Sebelum Kecelakaan di Jalan Pintu Angin Saya Melakukan ini

        12.42
        Video - Masak Nasi Goreng

        Video - Masak Nasi Goreng

        08.24
        Ada Kerusakan di Batang Kemudi, Saya Tersungkur dari Sepeda Motor Dua Kali di Titik yang Berbeda di Ruas Jalan Pintu Angin Situmbuk

        Ada Kerusakan di Batang Kemudi, Saya Tersungkur dari Sepeda Motor Dua Kali di Titik yang Berbeda di Ruas Jalan Pintu Angin Situmbuk

        11.07

        Recent Comments

        Follow Us On Instagram @fitrayadi1980

        Malin Parmato

        About Us

        Guru Ngaji, Guru Pesantren, Jurnalis, Praktisi IT, Relawan Kemanusiaan.

        Selengkapnya: Tentang Saya

        Follow Us

        © Layout by Fitra Yadi Malin Parmato
        • Beranda
        • Tentang Saya
        • Kontak